Hunian sejatinya merupakan kebutuhan yang krusial, sayangnya banyak masyarakat yang masih saja menunda untuk memiliki rumah. Penyebab terbesar tak lain adalah karena jumlah besaran uang muka atau Down Payment (DP) yang diklaim sulit untuk dikumpulkan.

Padahal, permohonan kredit hunian saat ini terbilang relatif mudah, tapi tetap terasa memberatkan ketika DP yang harus dibayar cukup tinggi.

 

Meski di satu sisi Bank Indonesia telah menerapkan stimulus yang meringankan yakni konsumen hanya perlu membayar DP sebesar 15% untuk rumah pertama, 20% untuk rumah kedua, dan 25% untuk rumah ketiga. Sehingga bisa dikatakan saat ini tidak alasan untuk tidak segera membeli rumah.

 

Apalagi di bulan Ramadan ini, masyarakat Indonesia akan sangat akrab dengan Tunjangan Hari Raya (THR). Dana yang dikucurkan jelang dua minggu sebelum Hari Raya ini sangat potensial untuk dialokasikan sebagai dana tambahan untuk uang muka rumah.

 

Kaukabus Syarqiyah, perencana keuangan menuturkan, “Pada saat hendak menyisikan THR untuk menambah DP rumah, sebaiknya Anda harus mengetahui pengeluaran riil tahunan dahulu. Karena sesungguhnya, THR adalah pemasukan tahunan, sehingga sistem pengelolaannya pun harus tahunan.”

 

Ia menjelaskan, contoh pengeluaran riil tahunan adalah pengeluaran yang tidak bersifat konsumtif bulanan. Misalnya, persiapan lebaran, mudik libur tahunan, pembayaran Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bila Anda sedang mencicil rumah sebelumnya.

​

“Jadi apakah THR bisa membantu membayar DP rumah? Jawabannya bisa! Asalkan sudah dikurangi dari kebutuhan pengeluaran tahunan tadi,” ia mengingatkan.

Tetapi apabila Anda tetap memaksakan diri untuk menggunakan seluruh THR untuk membayar DP rumah, hal tersebut masih tetap sah-sah saja. Dengan begitu, artinya Anda bersedia untuk membayar anggaran tahunan tadi, dari uang bulanan Anda.

Memutuskan untuk menyisikan THR untuk keperluan DP rumah adalah pilihan yang tepat. Sebab harga rumah secara umum selalu bertambah setiap tahunnya.

​